28 NOVEMBER 2017 / BLOG

Pola - Patterns of Meaning Content

Bangkok, Keistimewaan batik tradisional Indonesia yang begitu unik dan apik terungkap dalam sebuah pameran yang berlangsung di Jim Thompson Art Center Bangkok, Thailand. Pameran yang digelar sepanjang 14 November 2017 hingga 28 Februari 2018 membuat batik Indonesia makin mendunia dan banyak diapresiasi.

Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Yayasan Warna Warni Indonesia, Krisnina Akbar Tandjung, dalam keterangan yang disampaikan Selasa (28/11). Menurutnya, yayasan yang dipimpinnya selama ini peduli akan upaya pelestarian nilai-nilai budaya dan tradisi turut berkontribusi dalam kerja kolaborasi antara Jim Thompson Art Center Bangkok dan Museum Batik Danar Hadi Surakarta.

Pameran yang bertajuk 'Pola Patterns Of Meaning' semakin memperjelas perbedaan antara batik klasik dan batik yang dibuat dalam skala besar. Pakaian menunjukkan jati diri pemakainya, dalam hal pakaian batik tradisional Indonesia, pesan ini merupakan pesan yang eksplisit karena pola dan motif batik yang dipakai menunjukkan asal muasal pemakainya, sejarah keluarganya, hingga status sosialnya.

Dalam pameran itu, kata Nina Akbar Tandung, Museum Batik Danar Hadi turut mengungkap tentang sejarah pemakaian batik dan istiadat pemakaian batik sesuai pola yang pernah digariskan di zaman dulu saat semua orang tidak dapat menggunakan batik dengan pola khusus, namun sistem nilai yang bergeser membuat pola-pola batik kini lebih bebas digunakan oleh siapa pun dalam kesempatan apa pun.

"Pameran ini menyajikan karya seniman kontemporer Indonesia yang mempresentasikan pentingnya identitas budaya dan identitas Indonesia," ujar Nina Akbar Tandjung, sapaan Krisnina yang datang ke pameran batik di Bangkok, pekan lalu. Seniman-seniman Indonesia yang juga berpartisipasi dalam pameran ini antara lain adalah Restu Ratnaningtyas yang karyanya berbicara tentang gender, ekonomi, dan politik melalui batik tulis besar serta Eldwin Pradipta yang karyanya menyampaikan modifikasi budaya dan sejarah kota Kolonial Bandung di Indonesia melalui tiga video. Sedangkan untuk karya instalasi, Ace House Collective mengeksplorasi proses pembuatan batik dalam pendekatan kontemporer melalui patung air mancur lilin (malam). Sementara itu, Cahaya Negeri mengelaborasi perbedaan antara pola dekoratif dan konseptual dalam batik melalui pemasangan 18 buah kain katun dalam instalasi bertajuk Significant Scenarios.